Klasifikasi dan Biota Lahan Basah

Lahan basah yang berada di daerah transisi antara habitat perairan dan darat merupakan salah satu habitat alami yang paling unik secara biologis dan produktif. Dalam keadaan tidak berubah, daerah yang dipengaruhi air ini digunakan oleh berbagai spesies satwa liar dan berbagai spesies tanaman yang tahan terhadap banjir.

Habitat ini juga memiliki kemampuan untuk mengambil dan menyimpan air selama banjir, dan tanah dan tanaman mereka memiliki kemampuan untuk menghilangkan nutrisi dan logam berat dari air.

Pengertian Lahan Basah

Ekologi mengakui lahan basah sebagai jenis ekotone (ecotones) yaitu daerah unik yang mewakili transisi dari satu jenis habitat ke jenis lainnya. Seringkali, daerah transisi ini memiliki karakteristik kedua habitat. Lahan basah adalah daerah yang terletak di antara perairan, habitat berbasis air dan lahan kering.

Karena terletak di tepi habitat perairan maka lahan basah selalu dipengaruhi oleh air sampai taraf tertentu. Lahan basah tidak selalu di bawah air seperti habitat perairan, dan tidak selalu kering seperti juga habitat darat.

Faktor lingkungan yang paling penting di lahan basah adalah adanya air secara berkala atau sering. Kehadiran air ini memengaruhi sifat tanah dan flora dan fauna suatu daerah lahan basah.

Tanah yang mengalami penutupan berkala dengan air menjadi anoksik, mengembangkan warna gelap, dan mengeluarkan bau hidrogen sulfida. Karakteristik tanah ini berbeda dari tanah dataran tinggi dan memberikan tanah basah sifat hidratnya yang unik.

Dalam mendefinisikan area tertentu sebagai lahan basah, sering ketiga komponen yang tercantum di atas digunakan: air, tanah hidrik, dan tanaman hidrofitik.

Namun, keberadaan air tidak selalu merupakan indikator yang andal karena air jarang menutupi lahan basah setiap saat. Seringkali, lahan basah menjadi kering selama periode aliran sungai rendah atau saat air surut. Untuk alasan ini, hanya tanah hidrik dan tanaman hidrofitik yang harus digunakan sebagai indikator yang dapat diandalkan untuk lahan basah.

Klasifikasi Lahan Basah

Klasifikasi lahan basah yang paling luas mencakup dua kategori, yaitu lahan basah air tawar dan air asin.

Lahan basah air tawar terjadi di daratan di tepi sungai, aliran, danau, dan lainnya yang secara teratur terisi oleh air hujan dan yang paling umum dijumpai. Lahan basah air tawar dibagi menjadi dua kategori: tipe yang didominasi pohon dan tipe yang didominasi rumput.

Lahan basah air tawar yang didominasi pohon mencakup daerah-daerah yang sering tertutup air (seperti rawa cypress) dan yang hanya kadang-kadang tertutup air (seperti hutan dataran rendah). Jenis yang didominasi rumput termasuk rawa air tawar, lubang padang rumput, dan rawa.

Lahan basah air asin terjadi di sepanjang pantai di teluk, di mana air asin dan air tawar bercampur dan energi gelombang telah berkurang.

Lahan basah air asin juga dibagi lagi menjadi tipe yang didominasi pohon dan didominasi rumput. Jenis yang didominasi pohon termasuk rawa bakau tropis. Jenis yang didominasi oleh rumput dapat dibagi lagi menjadi rawa-rawa asin dan rawa-rawa payau. Rawa asin terjadi di teluk di sepanjang pantai di mana air asin dan air tawar bercampur dalam proporsi yang hampir sama.

Rawa payau terjadi lebih jauh ke pedalaman daripada rawa asin; campurannya mengandung lebih sedikit air laut dan lebih banyak air tawar.

Biota Lahan Basah

Fitur yang paling mencolok dari semua lahan basah adalah kelimpahan kehidupan tanaman. Berbagai spesies tanaman tumbuh subur di lahan basah, tetapi masing-masing hanya terjadi di habitat tertentu.

Lahan basah air tawar yang sering banjir menyediakan habitat yang baik untuk pohon yang tahan air, seperti cypress dan tupelo air, dan tanaman herba yang toleran air, seperti cattail, bulrush, spike rush, lily air, dan rumput bebek.

Daerah air tawar yang jarang banjir mendukung pohon seperti willow, cottonwood, oak air, hickory air, dan maple merah. Daerah air laut di teluk tropis mendukung pengembangan bakau, sementara teluk beriklim mendukung pengembangan rumput tali.

Tanaman lahan basah menyediakan habitat bagi beragam hewan. Rawa-rawa mendukung bermacam-macam hewan, termasuk buaya, bebek, udang karang, kura-kura, ikan, katak, muskrat, burung-burung rendam, dan ular.

Demikian juga, akar penyangga mangrove menyediakan situs perlekatan untuk berbagai invertebrata dan tempat berlindung bagi banyak ikan kecil, sementara cabang atas menyediakan tempat bertengger dan bersarang untuk burung.

Di rawa-rawa asin, kerang hidup di antara akar rumput, sedangkan siput, kepiting biola, tiram, dan rel genta hidup di antara batang tanaman. Ketika air menutupi rumput tali pada saat air pasang, batang tanaman melindungi ikan kecil, kepiting, dan udang yang mencari perlindungan dari predator besar.

Nilai Lahan Basah

Jumlah bahan tanaman yang diproduksi di lahan basah lebih tinggi dari yang diproduksi di sebagian besar habitat perairan dan darat. Bahan tanaman dalam jumlah besar ini mendukung kehidupan hewan yang berlimpah, termasuk spesies yang penting secara komersial seperti udang karang, bebek, ikan, muskrat, udang, dan kepiting.

Nilai biotik lahan basah diakui dengan baik, tetapi hanya mewakili sebagian dari nilai totalnya. Lahan basah menyediakan “layanan” untuk area lain yang sering tidak dikenali.

Sebagai contoh, lahan basah air tawar mampu menyimpan sejumlah besar air selama periode curah hujan deras. Kemampuan ini bisa menjadi penting dalam meminimalkan dampak banjir di hilir. Lahan basah air asin di sepanjang garis pantai merupakan penghalang efektif terhadap badai dan angin topan.

Rintangan alami ini menahan kekuatan angin, gelombang, dan gelombang badai sambil melindungi daerah pedalaman. Lahan basah juga mampu meningkatkan kualitas air melalui perangkap sedimen, penyerapan nutrisi, dan retensi logam berat.

Penangkapan sedimen terjadi ketika air yang bergerak diperlambat oleh rumput dan pohon untuk memungkinkan endapan partikel sedimen mengendap. Tanaman lahan basah mengambil nutrisi, seperti nitrat dan fosfat, dari limpasan pertanian dan limbah.

Untuk alasan ini, lahan basah digunakan sebagai langkah perawatan akhir untuk limbah domestik dari beberapa kota kecil. Tanah lahan basah mampu mengikat logam berat, secara efektif menghilangkan bahan beracun ini dari air.

 

Klasifikasi dan Biota Lahan Basah

Recommended For You

About the Author: Lenterapedia

Lenterapedia merupakan salah satu media online sebagai sarana pengetahuan informatif, inspiratif dan edukatif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *